SOLAT HAJAT PERDANA DAN CERAMAH MOTIVASI

Menyampaikan Bengkel... Doakan.

BIKIN 11 Menutup Tirai sesi 2010/2011

Alhamdulillah, bersyukur ke hadrat Ilahi kerana dengan limpah kurniaNya memudahkan urusan dalam merencanakan bengkel BIKIN '11 dan kerana takdir Allah jugalah maka berakhirlah bengkel BIKIN '11 bagi sesi 2010/2011.

Menambah Aksesoris Blog

Konon, blog itu berjenis kelamin perempuan. Dan, karena itu, perlu dihiasi dg aksesoris supaya selalu tampak cantik dan dapat menarik hati kaum blogger (yg ini berjenis laki-laki).

Penghulu Zikir

Nabi bersabda, "Sesiapa membacanya pada siang hari dengan penuh keyakinan lalu ia mati pada hari itu sebelum datang petang hari maka ia termasuk dari ahli syurga. Dan sesiapa membacanya pada malam hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal dunia sebelum pagi hari maka ia termasuk dari ahli syurga". (Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari)

Tsunami: Teladan Al-Quran Dari Kisah Nabi Nuh a.s.

Tsunami melanda negara Jepun. Sepastinya bencana Tsunami tersebut mengingatkan kita kepada peristiwa taufan dan banjir besar di zaman Nabi Allah Nuh Alayhi as-Salaam. Pada tsunami 2004, kematian mencecah lebih 120,000 dan tsunami di Jepun, setakat ini disahkan hampir 15,000 mangsa terkorban.

Wednesday 13 April 2011

Solat Hajat Perdana & Ceramah Motivasi

NAMA PROGRAM : SOLAT HAJAT PERDANA & CERAMAH MOTIVASI
TAJUK CERAMAH : "BELAJAR UNTUK HAFAL @ BELAJAR UNTUK MASA DEPAN"
TARIKH : 13-04-2011(RABU)
MASA : 7.15 MALAM HINGGA 9.30 MALAM
TEMPAT : SURAU KEDIAMAN SISWA JAYA
PENCERAMAH JEMPUTAN : USTAZ MOHAMED SABIR JAMALUDIN
( PENCERAMAH MOTIVASI ALIF CONSULTANT)

MAKANAN DISEDIAKAN
SEMUA MAHASISWA DAN MAHASISWI ISLAM DIJEMPUT HADIR

Monday 11 April 2011

BIKIN '11 Menutup Tirai sesi 2010/2011

Alhamdulillah, bersyukur ke hadrat Ilahi kerana dengan limpah kurniaNya memudahkan urusan dalam merencanakan bengkel BIKIN '11 dan kerana takdir Allah jugalah maka berakhirlah bengkel BIKIN '11 bagi sesi 2010/2011.

Sekalung penghargaan jutaan terima kasih diucapkan kepada tenaga pengajar, Mohd Yusof Hadhari bin Saidon dalam memberi ilmunya dalam dunia blogging ini. Ucapan terima kasih juga kepada rakan-rakan yang membantu dalam menjayakan bengkel BIKIN '11 ini. Tidak lupa kepada para peserta yang telah menghadiri bengkel ini selama dua hari bermula dari 9 April 2011 dan berakhir pada 10 April 2011.

Program BIKIN ‘11 ini diharap dapat melahirkan mahasiswa yang mampu menjadikan blog sebagai platform medan dakwah. Mahasiswa yang dapat mempelajari sesuatu yang tiada dalam kuliah pembelajaran selain dapat mengetahui disiplin-disiplin dan etika dalam penulisan blog. Dengan ini dapat membantu sahabat-sahabat dalam mempelbagaikan penyampaian dakwah supaya kita tidak ketinggalan dalam dunia yang semakin mencabar.

Dengan ini, saya mengakhiri tulisan saya dengan ucapan terima kasih kepada sesiapa yang menjayakan bengkel ini. 

Wamakaru wamakarallah wallahu khairul makirin.
(Kita merancang Allah juga merancang, tetapi Allah adalah sebaik-baik perancang )

Wallahualam.

Sunday 10 April 2011

Menambah Aksesoris Blog

Konon, blog itu berjenis kelamin perempuan. Dan, karena itu, perlu dihiasi dg aksesoris supaya selalu tampak cantik dan dapat menarik hati kaum blogger (yg ini berjenis laki-laki).

Berikut sejumlah "perhiasan" blog yg dapat dipasang di blog Anda yg berfungsi tidak hanya sebagai perhiasan tapi juga untuk menarik hati kaum blogger (baca, pengunjung) dan search engine. Sekali lagi perlu diingat, aksesoris ini hanya dapat dipasang pada blog yg templatenya dapat diedit seperti blogspot.com, blogdrive.com plus blog yg domain/hostingnya beli sendiri, tentunya.

1. Bukutamu

Bukutamu blog disebut juga dg shoutbox atau tagboard. Sama dg bukutamu website, tapi bentuknya lebih sederhana. Banyak situs penyedia bukutamu blog gratis yg bisa Anda cari di google dg kata kunci shoutbox atau tagboard. http://shoutmix.com termasuk penyedia bukutamu blog yg disukai yg servernya cukup stabil.

Caranya:
(a) Daftar di alamat di atas, ikuti semua perintahnya; (b) Setelah selesai, log-in dg id dan password yg sudah terdaftar; (c) Klik menu "Code Generator"; (d) Pilih Full-frame shoutbox; (e) Klik "Generate the Code"; (f) Copy kode HTML yg ada, dan masukkan ke template blog Anda di bagian Sidebar; (g) Klik SAVE SETTING & REPUBLISH. Selesai.

Fungsi dari bukutamu blog ini seperti yg Anda tahu untuk membuat interaksi pemilik blog (blogger) dg pengunjung lebih aktif dan menunjukkan bahwa kita orangnya cukup accessible.

2. Statistic dan Tracker

Berfungsi untuk mengetahui berapa pengunjung yg datang setiap harinya, setiap minggu, dan bulan dan dari negara mana saja. Selain itu, ia memberi tahu kita lewat mana pengunjung itu datang: lewat pencarian di google atau via blog/situs lain yg memasang link blog kita. Statistic/tracker gratis yg paling terkenal ada dua Sitemeter dan Extreme Tracking. Klik link berikut untuk mendaftar: (a) http://www.sitemeter.com/?a=newaccount (b) http://www.extreme-dm.com/tracking/?reg Setelah daftar, login dan masukkan kode HTML-nya di blog Anda.

3. Kamus Online

Kalau blog Anda berbahasa Inggris, Anda bisa memasang Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia di blog Anda supaya pengunjung Indonesia yg lagi belajar bahasa Inggris bisa betah nongkrong. Kode HTML-nya bisa diambil di http://kamus.net

4. Jadual Shalat

Bagi blogger Muslim, www.islamicfinder.org menyediakan jadual shalat lima waktu yg bisa ditempel di blog. Anda bisa pilih berdasarkan kota dan negara. Silahkan ambil kodenya di link berikut: http://www.islamicfinder.org/index.php?inl_language= Lihat contohnya di sini

6. Jam Dinding

Tidak cukup dg jam tangan dan jam di HP atau Anda merasa dinding blog Anda perlu dipasang jam? Silahkan pilih di http://clicklink.com dan ambil kodenya. Lihat contohnya di sini.

7. Peta Kampung Kita

Bagi yg ingin melihat nama dan peta kampung kelahiran nempel di blog, silahkan daftar di http://feedmap.net

Caranya,
(a) masuk ke http://feedmap.net; (b) Klik "Explore Blog", akan muncul peta dunia; (c) Pilih negara Indonesia dg cara klik kanan secara terus menerus mouse komputer Anda dan geser/putar peta dunia tsb. ke kanan/kiri sampai ketemu peta Indonesia. (d) Setelah peta Indonesia ditemukan, perbesar fokus peta dg cara mengklik 2x secara berulang-ulang; (e) Pilih kawasan atau propinsi yg paling dekat dg kampung kelahiran Anda, dan perbesar fokus peta dg mengklik berkali-kali sampai tidak dapat diperbesar lagi; (f) Setelah nama kampung kelahiran atau kota terdekat dari kampung kita tampak, arahkan panah mouse ke kota tsb dan klik kanan mouse; (g) Akan tampil menu "Add Blog", klik menu ini; (h) Akan muncul kotak, isi alamat blog Anda. Contoh, http://kolom-mario.blogspot.com (jangan lupa pake awalan http://; (i) Klik submit; (j) Apabila berhasil, maka akan muncul tulisan: Thank You! Di bawahnya ada tiga kotak yg berisi kode html untuk BLOGMAP, NEIGHBLOGMAP BUTTON, dan LOCAL BLOGROLL. Copy ketiga kode HTML tsb. dan paste di sidebar blog Anda; (k) Selesai. Lihat contoh petanya di sini. (Mario Gagho http://kolom-mario.blogspot.com)


sumber (http://wahyokku.blogspot.com/2007/05/menambah-aksesoris-blog-6.html)

Penghulu Zikir

Dari Syaddad bin Aus radhiallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, maksudnya: "Penghulu istighfar ialah apabila seseorang mengatakan,
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan melainkan Engkau yang menjadikan aku dan akulah hambaMu dan aku sentiasa dalam genggaman (kuasa)Mu dan aku terikat dengan perjanjian denganMu semampuku. Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada kejahatan yang aku lakukan. Aku kembalikan kepadaMu segala nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku kembali kepadaMu dengan dosaku, oleh kerana itu ampunilah aku, kerana tidak ada yang dapat mengampuni segala dosa kecuali Engkau).

Nabi bersabda, "Sesiapa membacanya pada siang hari dengan penuh keyakinan lalu ia mati pada hari itu sebelum datang petang hari maka ia termasuk dari ahli syurga. Dan sesiapa membacanya pada malam hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal dunia sebelum pagi hari maka ia termasuk dari ahli syurga". (Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari) 

sumber (http://lenggangkangkung-my.blogspot.com/2011/04/penghulu-istighfar.html)

Tsunami: Teladan Al-Quran Dari Kisah Nabi Nuh a.s.

Tsunami melanda negara Jepun. Sepastinya bencana Tsunami tersebut mengingatkan kita kepada peristiwa taufan dan banjir besar di zaman Nabi Allah Nuh Alayhi as-Salaam. Pada tsunami 2004, kematian mencecah lebih 120,000 dan tsunami di Jepun, setakat ini disahkan hampir 15,000 mangsa terkorban.

Banjir di zaman Nabi Nuh a.s. diketahui adalah banjir yang meliputi keseluruhan muka bumi dan pengetahuan tentang pernahnya berlaku banjir besar itu, diiktiraf oleh semua tamadun manusia.

Sewajarnyalah kisah di zaman Nabi Nuh Alaihi as-Salaam itu dijadikan iktibar. Ini adalah kerana, Allah SWT mengekalkan ingatan umat manusia kepada peristiwa di zaman Nabi Nuh itu supaya ia terus menjadi peringatan, amaran dan pengajaran bagi sekalian umat manusia, mukmin dan kafir. Firman Allah SWT di dalam surah al-Haaqqah ayat 11-12:

“Sesungguhnya ketika air banjir itu melampau-lampau limpahannya, Kami telah damparkan kamu dengan selamat di dalam bahtera (Nabi Nuh) itu. Agar dengan itu Kami jadikan peristiwa tersebut sebagai teladan bagi kamu. Dan untuk didengar serta diambil ingat oleh telinga orang-orang yang mahu menerima pengajaran”

Apabila kita meneliti beberapa potongan ayat al-Quran tentang bencana di zaman Nabi Nuh Alayhi as-Salaam, saya mendapat kefahaman bahawa ia tidak jauh berbeza dengan bencana Tsunami 2004 dan 2011. Cuma mungkin berbeza dari segi skala kerana Tsunami yang Allah SWT datangkan kepada kita hanya menelan manusia yang menghuni daratan perairan tertentu, tidak segenap pelusuk bumi.

Renungilah ayat-ayat di dalam surah Hud ayat 40 – 41 berikut:

“Dan apabila datang hukum Kami untuk membinasakan mereka dan air memancut-mancut dari muka bumi (faara at-tannur), Kami berfirman kepada Nabi Nuh: Bawalah dalam bahtera itu dua dari tiap-tiap sejenis haiwan (jantan dan betina) dan bawalah ahlimu kecuali orang yang telah ditetapkan hukuman azab atasnya (disebabkan kekufurannya), juga bawalah orang-orang beriman dan tidak ada orang-orang yang beriman yang turut bersama-samanya, melainkan sedikit sahaja.

Dan (ketika itu) berkatalah Nabi Nuh (kepada pengikut-pengikutnya yang beriman): Naiklah kamu ke bahtera itu sambil berkata: Dengan nama Allah bergerak lajunya dan berhentinya. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. ”


Kemunculan banjir besar di zaman Nuh itu bermula dengan limpahan air dari apa yang diistilahkan oleh al-Quran sebagai at-Tannur. At-Tannur ini pada makna asalnya adalah ketuhar atau oven yang digunakan untuk membakar roti. Ia dinamakan sedemikian rupa kerana di dalam ketuhar tersebut api marak membakar menyala-nyala di dalamnya.

Alangkah ganjilnya apabila kita cuba berfikir, bagaimana air keluar melimpah dari ketuhar yang di dalamnya api menyala-nyala!

Liqa’ Mutahaab FiLlaah

Sheikh Solah Abdul Fattah al-Khalidi di dalam kitabnya Al-Qasas Al-Qurani: ‘Ard Waqaa’ie’ wa Tahlil Ahdaath [Darul Qalam 1419H / 1998M] menyatakan bahawa hikmah Allah SWT di dalam hal ini amatlah besar. Sesuatu yang diketahui umum, air berfungsi memadamkan api. Akan tetapi jika api itu menyala-nyala di tengah air, bagaimanakah ia boleh dipadamkan? Bagaimanakah api dan air boleh ‘mesra’ di dalam ketuhar yang membakar itu?

Sesungguhnya fenomena seperti ini menggambarkan betapa miskinnya qudrat manusia untuk memadamkan api yang menyala-nyala itu sebagaimana mereka juga tidak mampu mengekang air yang melimpah-limpah dari punca api tersebut. [mukasurat 191]

Kita melihat fenomena banjir dan ombak besar di zaman Nabi Nuh Alayhi as-Salaam dan hubungkaitnya dengan ‘ketuhar’ itu dari satu sudut lain yang mungkin boleh difikirkan bersama. Pada tsunami 2004 dulu, kita sama-sama difahamkan bahawa ombak Tsunami iti dicetuskan oleh gempa bumi yang berlaku di dasar Lautan Hindi berhampiran Sumatera. Gempa bumi ini berkait rapat dengan Lingkaran Api Pasifik. Batu batan dan api yang membara di perut bumi ini menjadikan kawasan terbabit tidak stabil sehingga mencetuskan gelinciran benua dan jenis-jenis gempa bumi yang lain. Dalam erti kata yang lain, seolah-oleh ombak besar Tsunami ini datang dari ketuhar Lingkaran Api Pasifik yang disebutkan sebentar tadi.

Bahkan ombak besar yang melanda bencana di zaman Nabi Allah Nuh Alayhi as-Salaam itu juga lebih hebat dari Tsunami itu. Ia digambarkan seperti gunung oleh Surah Hud ayat 42 – 43:

“Dan bahtera itupun bergerak laju membawa mereka dalam ombak yang seperti gunung-ganang dan (sebelum itu) Nabi Nuh memanggil anaknya, yang sedang berada di tempat yang terpisah daripadanya: Wahai anakku, naiklah bersama-sama kami dan janganlah engkau tinggal dengan orang-orang yang kafir.

Anaknya menjawab: Aku akan pergi berlindung ke sebuah gunung yang dapat menyelamatkan aku daripada ditenggelamkan oleh air. Nabi Nuh berkata: Hari ini tidak ada sesuatupun yang akan dapat melindungi dari azab Allah, kecuali orang yang dikasihani olehNya dan dengan serta-merta ombak itu pun memisahkan antara keduanya, lalu menjadilah dia (anak yang derhaka itu) dari orang-orang yang ditenggelamkan oleh taufan. ”


Namun bagi kita hari ini, bagaimanakah sepatutnya kita mengambil pengiktibaran daripada bencana Tsunami tersebut? Apakah hanya dengan berfikir tentang usaha mengadakan sistem amaran awal semata-mata?

Kita bernasib baik kerana Tsunami itu tidak menelan semua sekali bahkan Malaysia mengalami keajaiban apabila angka kematiannya begitu kecil berbanding dengan negara jiran Acheh. Allah masih mengizinkan kita untuk bermuhasabah dan tidak membinasakan kita semua dengan suatu bencana yang tidak hanya menimpa golongan yang zalim semata-mata. Firman Allah SWT:

“Dan takutlah kamu kepada bencana yang tidak hanya menimpa golongan yang zalim semata-mata dari kalangan kamu secara khusus” (Al-Anfaal: 25)

Tsunami tidak menelan Pesta Pulau Pinang di Sungai Nibong. Tsunami tidak mengundang rebah Flat Pekeliling di Kuala Lumpur walaupun gegarannya cukup kuat untuk mendesak penghuninya lari bertempiaran. Tsunami ini belum seperti ‘Tsunami di zaman Nuh Alayhi as-Salaam’.

Pertamanya, terimalah hakikat bahawa bencana ini bukan ‘kejadian alam tanpa sebab’. Ia adalah amaran Allah. Ia adalah peringatan yang maha menakutkan. Tsunami di Acheh misalnya, yang menyaksikan penindasan pemerintah yang membunuh jutaan penduduk yang mahukan Acheh berdiri bebas merdeka. Bukit bukau di Acheh menjadi gunung kubur manusia yang dibunuh kejam. Tsunami menelan Selatan Thailand yang baru sahaja bermandi darah Muslim Tak Bai, Masjid Kerisik dan sebagainya. Thailand itu juga menyajikan industri seks sebagai tarikan pelancong ke Phuket dan lain-lain.

Tsunami juga menelan Sri Langka dan India yang menjadi pentas tradisi menyembelih umat Islam. Tsunami juga menelan Maldives yang menjadi destinasi pelancongan pengunjung warga Barat sehinggakan nilai Islamnya langsung tenggelam tidak kelihatan. Sesungguhnya Tsunami menelan tanah air dan anak watan yang begitu peri lakunya. Amat pedih untuk menyebut hakikat ini, namun kita perlu akur.

Janganlah terlalu saintifik sehingga tidak sudi memikirkan hakikat ini. Tiada kerosakan yang berlaku di muka bumi ini kecuali dengan asbab. Firman Allah SWT di dalam surah Ar-Rum ayat 41:

“Telah timbul berbagai kerosakan dan bala bencana di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleh tangan manusia; (timbulnya yang demikian) kerana Allah hendak merasakan mereka sebahagian dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka telah lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)”

Seterusnya, ingatlah kembali kepada apa yang telah disebutkan di awal tadi, bahawa Allah SWT mengekalkan kisah ini di dalam ingatan sekalian manusia, agar kita semua mengambil peringatan.

Qatadah telah menyebut sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari [Sahih al-Bukhari nombor 4869], “Allah SWT telah mengekalkan kapal Nuh supaya ia sampai kepada pengetahuan generasi awal umat ini”.

Sebagai penutup, renungilah wasiat Nabi Nuh Alaihi as-Salaam kepada anak-anaknya yang beriman sebelum baginda wafat pulang kepada Allah.

Imam Ahmad dan al-Bayhaqi telah meriwayatkan daripada Abdullah bin ‘Amr bin al-’Aas Radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:

Suatu ketika kami sedang bersama-sama dengan Rasulullah SAW. Kemudian datang seorang lelaki dari pedalaman yang memakai jubah besar berwarna hijau (Seehan) dan dihiasi dengan sutera. Lalu Rasulullah SAW berkata:

“Sesungguhnya sahabat kamu ini telah meninggalkan setiap pahlawan berkuda anak pahlawan berkuda serta mengangkat setiap pengembala anak pengembala! (Pakaian yang melambangkan keangkuhan pemakainya)” Lalu Baginda SAW memegang jubah lelaki tersebut dan berkata kepadanya “Aku melihat engkau memakai pakaian orang yang tidak berakal!” Kemudian Rasulullah SAW berkata lagi “Sesungguhnya Nabi Allah Nuh Alayhi as-Salaam ketika nazak menghadapi kematian, beliau berkata kepada anaknya:

“Sesungguhnya aku mahu meninggalkan wasiat kepada kamu. Aku perintahkan kepada kamu dua perkara dan aku tegah kamu daripada dua perkara. Aku perintahkan kamu dengan Laa Ilaaha IllaLlaah. Sesungguhnya jika tujuh petala langit dan bumi diletakkan di suatu timbangan dan Laa Ilaaha IllaLlaah diletakkan di suatu timbangan yang lain, nescaya Laa Ilaaha IllaLlaah itu lebih berat. Seandainya tujuh petala langit dan bumi itu suatu rangkaian yang samar dan rapuh, ia terjalin kukuh dan kemas dengan Laa Ilaaha IllaLlaah.

Aku juga memerintahkan kamu dengan Tasbih dan Takbir. Sesungguhnya dengan demikian terhasil kesejahteraan setiap sesuatu dan dengannya jua makhluk dikurniakan rezeki.

Aku tegah kamu dari Syirik dan Kibr (takabbur)”

Sahabat bertanya, Ya Rasulallah, sesungguhnya Syirik itu telah kami arif mengenainya. Namun, apakah yang dimaksudkan dengan Kibr? Adakah menjadi Kibr jika seseorang itu memakai sepasang kasut yang baik dengan talinya yang baik?

Rasulullah SAW menjawab, “Tidak”

Kata Sahabat berkenaan, atau apakah dengan seseorang itu mempunyai perhiasan dan beliau memakainya (lalu dianggap Kibr)?

Rasulullah SAW menjawab, “Tidak”

Kata Sahabat berkenaan lagi, atau apakah seseorang itu mempunyai haiwan tunggangan dan beliau menunggangnya (lalu dianggap Kibr)?

Rasulullah SAW menjawab, “Tidak”

Kata Sahabat tersebut, atau adakah jika sesiapa di kalangan kami mempunyai ramai teman dan beliau duduk bersama mereka (lalu dianggap Kibr)?

Rasulullah SAW menjawab, “Tidak”

Lalu Sahabat tersebut bertanya, kalaulah begitu ya Rasulallah, maka apakah sebenarnya Kibr itu?

Nabi SAW menjawab, “Al-Kibr itu ialah meremeh-temehkan kebenaran (safah al-haq) dan menindas manusia (ghamth an-Naas)!”


[Dikeluarkan oleh Ahmad di dalam al-Musnad 2: 169, 170, 225. Dan oleh al-Bayhaqi di dalam al-Asmaa' wa as-Sifaat: 79]

Inilah pesanan Nabi Allah Nuh Alaihi as-Salaam kepada anaknya sebelum wafat. Dan kita ini semua adalah cucu cicitnya baginda. Terimalah nasihat ini sebagai peringatan.

Sesungguhnya Tauhid dan Kalimah Tauhid adalah sebesar-besar perkara di dalam hidup ini. Menjadikan ia sebagai fokus diri, dan seterusnya disempurnakan pula dengan Takbir membesarkan Allah dan Tasbih mensucikanNya pada lisan dan perbuatan. Syirik yang muncul dengan pelbagai versi di dalam kehidupan kita hari ini bersama perbuatan angkuh, bongkak, takabbur atau Kibr itu pula hendaklah dijauhi. Sesungguhnya Syirik dan takabbur itu telah menjadi syiar dan cara hidup ramai manusia pada hari ini.

Manusia angkuh dengan Allah, orang ramai bongkak dengan hukum hakamNya, malah masih berani berpesta di Sungai Nibong walaupun bencana Tsunami hanya beberapa kilometer jaraknya. Selepas teguran dibuat oleh Mufti satu ketika dahulu dan orang ramai, TV3 masih tidak segan silu meneruskan silsilah Konsert Sure Heboh yang hanya mengukuhkan lagi hedonisma sebagai rukun kehidupan masyarakat sekarang. Di dalam beberapa pilihanraya kecil, parti kerajaan merancakkan program hiburan dengan lori 1Malaysia bersama penari separa bogel. Tidakkah sikap begini bermaksud memperlekehkan kebenaran? Bukankah sikap ini yang terpilih menjadi amaran Nabi Allah Nuh yang menyaksikan umatnya ditenggelamkan ‘Tsunami’?

Ada juga suara-suara yang membela kononnya, tsunami takkan berlaku di Malaysia. Kita selamat. Malah kita boleh bina logi nuklear kerana tsunami takkan berlaku di Malaysia, katanya. Kononnya kita mempunyai sistem kalis-gagal selaras dengan kemajuan yang telah dicapai oleh sains dan teknologi, dan orang ramai tidak perlu takut mengenai keselamatannya. (UKM Portal)

Keangkuhan suara itu samalah seperti keangkuhan suara anak Nabi Nuh seperti yang dikisahkan di dalam Surah Hud tadi. Ia benar-benar mencabar Allah s.w.t. Kita ulangkan petikan Surah Hud ayat 42 – 43 tadi:

“Dan bahtera itupun bergerak laju membawa mereka dalam ombak yang seperti gunung-ganang dan (sebelum itu) Nabi Nuh memanggil anaknya, yang sedang berada di tempat yang terpisah daripadanya: Wahai anakku, naiklah bersama-sama kami dan janganlah engkau tinggal dengan orang-orang yang kafir.

Anaknya menjawab: Aku akan pergi berlindung ke sebuah gunung yang dapat menyelamatkan aku daripada ditenggelamkan oleh air. Nabi Nuh berkata: Hari ini tidak ada sesuatupun yang akan dapat melindungi dari azab Allah, kecuali orang yang dikasihani olehNya dan dengan serta-merta ombak itu pun memisahkan antara keduanya, lalu menjadilah dia (anak yang derhaka itu) dari orang-orang yang ditenggelamkan oleh taufan. ”


Apabila masyarakat kita diperingatkan dengan kebenaran, ramai yang gembira mempersendakan kebenaran tersebut. Ramai yang memperlekehkan ayat-ayat Allah tanpa segan silu. Bahkan dengan sifat jelek seperti itu, tidak hairan jika ramai pula yang zalim, menindas sesama manusia sama ada dengan kuasa, akta, mahu pun sikap dan tanduk di peringkat individu.

Apakah kita mahu menunggu sehingga bumi Malaysia tersenak hidung dengan gelimpangan mayat seperti di Jepun, di Acheh, baru mahu tersentak dari kelekaan semua dan selama ini? Setiap kali menonton siaran berita di televisyen, kita tidak dapat menahan sebak di dada. Tetapi apabila mengenangkan kebiadapan manusia hari ini, mungkin Tsunami sahaja yang mampu memecahkan tempurung kepala kita hari untuk untuk faham dan menginsafi kuasa Allah SWT. Ceramah tak makan, motivasi tak jalan, nasihat tak dilayan, teguran dipinggirkan, yang menang akhirnya tetap hiburan dan keseronokan. Tidakkah kita sebenarnya sudah terlalu jauh pergi meninggalkan sifat diri sebagai hamba Tuhan? Tepuk dada tanyalah iman…

Salam takziah untuk tamadun manusia.

”Apakah penduduk negeri itu merasakan aman dari bala Allah pada waktu malam ketika mereka sedang tidur. Apakah penduduk negeri itu merasa aman dari bala Allah pada waktu pagi sedang mereka bermain atau bekerja. Apakah mereka meras
a aman dari azab Allah(jadi mereka boleh hidup berseronok hingga melanggar hukum Allah). Tidaklah yang merasa aman dari azab Allah melainkan orang yang rugi.” (Al-A’raaf 98-99)

sumber (http://batu8bendangsiamonline.blogspot.com/2011/04/tsunami-teladan-al-quran-dari-kisah.html)